Ciri umum jamur ini adalah mempunyai tudung yang berdiameter 4-15 cm atau lebih serta berbentuk seperti tiram, cembung atau rata atau berbentuk corong, permukaan licin, agak berminyak ketika lembab, namun tidak lengket, warna sesuai dengan jenisnya (putih, cokelat, abu-abu atau merah), berdaging tebal berwarna putih, kokoh, tetapi lunak pada bagian yang dekat dengan tangkai. Bau dan rasa tidak merangsang, bilah cukup berdekatan, dan lebar. Jejak spora berwarna putih.
Jamur tiram termasuk dalam kelas Pleorotus sp. Dikenal juga sebagai shimeji, white, abalone, shimeji grey maupun flabellatus. Memang pada kenyataannya untuk jamur tiram ini terbagi dalam empat jenis :
- Jamur tiram putih ( Pleorotus florida atau shimeji white)
- Jamur tiram cokelat (Pleorotus cystidiosus atau abalone)
• Jamur tiram merah (Pleorotus flabellatus atau shakura)
• Jamur tiram abu-abu ( Pleorotus cajor salju atau shimeji grey)
- jamur tiram kuning
Dalam rangka memenuhi permintaan konsumen, telah banyak dilakukan upaya pembudidayaan jamur tiram. Banyak sekali restaurant maupun hotel yang selalu menyajikan menu jamur ini. Bahkan di pasar tradisional maupun sebuah warung kecil sering kali didapatkan olahan jamur ini, salah satu contoh yang seting didapat adalah keripik jamur, pepes jamur tiram, botok jamur tiram dll. Berbagai resep masakan jamur tiram ini juga semakin bervariasi dan ternyata tidak susah untuk dihidangkan, karena dapat disajikan dalam bentuk olahan, dalam hal ini jamur dijadikan sayur.
Dari hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan, ternyata selain bersifat edible (sangat enak dimakan), jamur ini dapat dijadikan sebagai satu alternative penangkal racun dioxin, yaitu racun yang berasal dari beberapa minuman ringan (soft drink).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar